“Karena Allah tidak menganiaya hamba-hamba-Nya, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun, dan menunda siksa itu bukan karena Dia teledor dan lemah” (Tafsir As-Sa’di: 899).
Yang demikian disebabkan karena mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak diharamkan hanya karena ingin memperdalam pengetahuan atau membebani diri, dsb. Hal ini adalah haram. Imam Ibnu Rajab berkata, “Hadits-hadits ini menunjukkan larangan bertanya tentang hal yang tidak dibutuhkannya…juga menunjukkan larangan bertanya dengan maksud ta
Karena barang siapa yang menjaga ‘iffah dari hal atau sesuatu yang haram karena takut kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikannya kaya dan mencukupkan rezekinya dengan yang halal. Dan barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, sungguh Allah akan menggantikan untuknya yang lebih baik dari apa yang ia tinggalkan. 6.

Karena amal yang dilakukan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti diabadikan oleh-Nya. Teruslah beramal shalih, berjuang untuk ikhlas. Karena kita tidak tahu dari sekian banyak amal yang kita lakukan itu mana yang akan Allah Subhanahu wa Ta’ala terima dan mana yang akan Dia abadikan, maka sebaiknya kita terus berjuang mengukir sebuah

Karena tindakan meninggalkan adalah sesuatu yang ada dalam kemampuan, sementara tindakan melaksanakan perintah membutuhkan kemampuan untuk mewujudkannya. Larangan banyak bertanya. Para ulama telah membagi pertanyaan menjadi dua bagian. Pertama: bertanya sebagai bentuk belajar tentang sesuatu yang dibutuhkan dalam urusan agama; ini diperintahkan.

Sifat Jaiz bagi Allah Ta’ala adalah boleh bagi Allah mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Allah Ta’ala boleh menciptakan dan memilih hambaNya menurut kehendaknya, dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Allah . Karena Allah adalah pengatur secara mutlak, tidak ada seorangpun memilih Artinya: "(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat". Mengenai ayat tersebut, Syekh Muhammad bin Shalih Asy-Syawi berpendapat dalam tafsirnya An-Nafahat Al-Makiyyah, bahwa orang yang takut kepada Rabb yang Maha Pemurah maksudnya adalah takut kepada-Nya karena mengenal Rabbnya dengan mengharap rahmat zHZvu4C.
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/174
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/387
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/103
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/37
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/239
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/106
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/251
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/24
  • 4cf9zpizhp.pages.dev/45
  • meninggalkan sesuatu karena allah